PEWARNA ALAMI TUMBUHAN
Pewarna alami merupakan zat warna yang berasal dari ekstrak tumbuhan (seperti bagian daun, bunga, biji), hewan dan mineral yang telah digunakan sejak dahulu sehingga sudah diakui bahwa aman jika masuk kedalam tubuh.
Pewarna alami yang berasal dari tumbuhan mempunyai berbagai macam warna yang dihasilkan, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jenis tumbuhan, umur tanaman, tanah, waktu pemanenan dan faktor-faktor lainnya. Oleh karena itu, Food and Drugs Administration (FDA) Amerika Serikat menggolongkan zat warna alami ke dalam golongan zat pewarna yang tidak perlu mendapat sertifikasi atau dianggap masih aman. Jenis-jenis zat pewarna alami yang banyak digunakan dalam industri pangan antara lain ialah zat pewarna asal tanaman, seperti karotenoid, antosianin, klorofil dan curcumin.
Berdasarkan sumbernya, zat pewarna alami dibagi atas:
1. Zat pewarna alami yang berasal dari tanaman, seperti: antosianin, karotenoid, betalains, klorofil, dan kurkumin.
2. Zat pewarna alami yang berasal dari aktivitas mikrobial, seperti: zat pewarna dari aktivitas Monascus sp, yaitu pewarna angkak dan zat pewarna dari aktivitas ganggang.
3. Zat pewarna alami yang berasal dari hewan dan serangga, seperti: Cochineal dan zat pewarna heme.
1. Zat pewarna alami yang berasal dari tanaman, seperti: antosianin, karotenoid, betalains, klorofil, dan kurkumin.
2. Zat pewarna alami yang berasal dari aktivitas mikrobial, seperti: zat pewarna dari aktivitas Monascus sp, yaitu pewarna angkak dan zat pewarna dari aktivitas ganggang.
3. Zat pewarna alami yang berasal dari hewan dan serangga, seperti: Cochineal dan zat pewarna heme.
Keuntungan dalam penggunaan pewarna alami adalah:
· Tidak adanya efek samping bagi kesehatan.
· Dapat berperan sebagai bahan pemberi flavor/ menambah rasa pada makanan, zat antimikrobia, dan antioksidan.
· Aman dikonsumsi.
· Warna lebih menarik.
· Terdapat zat gizi.
· Mudah didapat dari alam.
Namun penggunaan zat pewarna alami dibandingkan dengan zat pewarna sintetis memiliki kekurangan, yaitu:
· Pewarnaannya yang lemah,
· Kurang stabil dalam berbagai kondisi,
· Aplikasi kurang luas,
· Cenderung lebih mahal.
· Seringkali memberikan rasa dan flavor khas yang tidak diinginkan.
· Tidak stabil pada saat proses pemasakan.
· Konsentrasi pigmen rendah.
· Stabilitas pigmen rendah.
· Keseragaman warna kurang baik.
· Spektrum warna tidak seluas seperti pada pewarna sintetis.
· Susah dalam penggunaannya.
· Pilihan warna sedikit atau terbatas.
· Kurang tahan lama
Ciri-ciri pewarna alami yang terdapat pada makanan
· Warna agak suram,
· Mudah larut dalam air,
· Membutuhkan bahan pewarna lebih banyak (kurang mampu mewarnai dengan baik),
· Membutuhkan waktu lama untuk meresap kedalam produk.
Tabel Perbedaan Pewarna Alami dan Buatan
Pewarna alami | Pewarna buatan |
Lebih aman dikonsumsi. | Kadang-kadang memiliki efek negatif tertentu. |
Warna yang dihasilkan kurang stabil, mudah berubah oleh pengaruh tingkat keasaman tertentu. | Dapat mengembalikan warna asli, kestabilan warna lebih tinggi, tahan lama, dan dapat melindungi vitamin atau zat-zat makanan lain yang peka terhadap cahaya selama penyimpanan. |
Untuk mendapatkan warna yang bagus diperlukan bahan pewarna dalam jumlah banyak. | Praktis dan ekonomis |
Keanekaragaman warnanya terbatas | Warna yang dihasilkan lebih beraneka ragam. |
Tingkat keseragaman warna kurang baik | Keseragaman warna lebih baik. |
Kadang-kadang memberi rasa dan aroma yang agak mengganggu. | Biasanya tidak menghasilkan rasa dan aroma yang mengganggu. |
Berdasarkan komponen zat pewarnanya, pewarna alami dapat dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu:
· Karotenoid: isoprenoid dan derivatnya.
KAROTEN, menghasilkan warna jingga sampai merah. Biasanya digunakan untuk mewarnai produk-produk minyak dan lemak seperti minyak goreng dan margarin. Dapat diperoleh dari wortel, papaya dan sebagainya.
BIKSIN, memberikan warna kuning seperti mentega. Biksin diperoleh dari biji pohon Bixa orellana yang terdapat di daerah tropis dan sering digunakan untuk mewarnai mentega, margarin, minyak jagung dan salad dressing.
· Klorofil dan senyawa heme: pigmen porphyrin.
KLOROFIL, menghasilkan warna hijau, diperoleh dari daun. Banyak digunakan untuk makanan. Saat ini bahkan mulai digunakan pada berbagai produk kesehatan. Pigmen klorofil banyak terdapat pada dedaunan (misal daun suji, pandan, katuk dan sebaginya). Daun suji dan daun pandan, daun katuk sebagai penghasil warna hijau untuk berbagai jenis kue jajanan pasar. Selain menghasilkan warna hijau yang cantik, juga memiliki harum yang khas.
· Antosianin: 2-fenilbenzopyrylium dan derivatnya.
ANTOSIANIN, penyebab warna merah, oranye, ungu dan biru banyak terdapat pada bunga dan buah-buahan seperti bunga mawar, pacar air, kembang sepatu, bunga tasbih/kana, krisan, pelargonium, aster cina, dan buah apel,chery, anggur, strawberi, juga terdapat pada buah manggis dan umbi ubi jalar. Bunga telang, menghasilkan warna biru keunguan. Bunga belimbing sayur menghasilkan warna merah. Penggunaan zat pewarna alami, misalnya pigmen antosianin masih terbatas pada beberapa produk makanan, seperti produk minuman (sari buah, juice dan susu).
· Pewarna tumbuhan lainnya: betalains, cochineal, riboflavin dan kurkumin.
KURKUMIN, berasal dari kunyit sebagai salah satu bumbu dapur sekaligus pemberi warna kuning pada masakan yang kita buat.
· Melanoidin dan karamel: terbentuk selama proses pemanasan dan penyimpanan.
KARAMEL, berwarna coklat gelap dan merupakan hasil dari hidrolisis (pemecahan) karbohidrat, gula pasir, laktosa dan sirup malt. Karamel terdiri dari 3 jenis, yaitu karamel tahan asam yang sering digunakan untuk minuman berkarbonat, karamel cair untuk roti dan biskuit, serta karamel kering. Gula kelapa yang selain berfungsi sebagai pemanis, juga memberikan warna merah kecoklatan pada minuman es kelapa ataupun es cendol.
Pembuatan bahan warna alami sebenarnya sangatlah mudah. Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai pewarna alami ditumbuk, dapat pula menggunakan blender atau penumbuk biasa dengan sedikit ditambah air, lalu diperas dan saring dengan alat penyaring. Agar warnanya cerah dapat ditambahkan sedikit air kapur atau air jeruk nipis. Setelah diperoleh air perasan pewarna, lalu disimpan di dalam lemari es atau freezer jika menginginkan disimpan lebih lama.
Pewarna alami untuk makanan:
· Batang Secang memberikan warna merah.
· Buah kakao merupakan penghasil cokelat dan memberikan warna cokelat pada makanan
· Bunga Belimbing sayur menghasilkan warna merah
· Bunga Telang berwarna biru keunguan yang banyak tumbuh di Asia. Warna biru keunguannya dapat digunakan sebagai pewarna alami biru pada penganan
· Cabai merah, selain memberi rasa pedas, juga menghasilkan zat warna kapxantin yang menjadikan warna merah pada makanan
· Daging Buah Kluwak memberi warna hitam
· Daun Katuk menghasilkan warna hijau
· Daun Pandan menghasilkan warna hijau
· Daun Suji mengandung zat warna klorofil untuk memberi warna hijau pd makanan
· Gula merah, selain sebagai pemanis juga memberikan warna cokelat pada makanan,
· Kunyit (Curcuma domestica) mengandung zat warna kurkumin untuk memberi warna kuning pada makanan.
· Kulit Bunga Rosella menghasilkan pewarna merah
· Ubi ungu untuk warna ungu
· Wortel, beta-karoten (provitamin-A) pada wortel menghasilkan warna kuning pd makanan
Pewarna alami untuk Tekstil
· Akar Harendongdigunakan campuran dalam warna merah, daunnya sebagai campuran dalam pemberian warna lembayung; dan buahnya memberi warna hitam pada kain.
· Biji jelawe memberi warna hitam
· Buah Jambu mete digunakan untuk membuat tinta penandaan (marking ink) dan untuk menghitamkan rambut.
· Buah manggis menghasilkan warna ungu
· Buah rambutan yang masih muda menghasilkan warna kuning
· Bunga Kembangsepatu menjadikan makanan berwarna merah, dan dapat menghitamkan sepatu dan alis.
· Bunga Kembangtelang memberi warna pada makanan, tikar dan kain menjadi hijau-biru.
· Bunga Safflower memberi warna pada sutra, katun atau linen menjadi merah-kuning.
· Bunga srigading memberi warna kuning keemasan
· Bunga tembelekan memberi warna kuning pada sutra dan daging ayam.
· Daging Buah Kelapa memberi warna hijau pada sutra.
· Daun gambir menghasilkan warna merah
· Daun indigo menghasilkan Warna biru
· Daun Jambubiji digunakan sebagai campuran dalam pemberian warna hitam pada sutra, katun dan tikar.
· daun jambu mede menghasilkan warna kuning
· Daun jati memberi warna merah kecoklatan
· Daun Mangga memberikan warna kuning pada kain dan tikar.
· Daun pulutan memberi warna abu2
· Daun putri malu memberi warna kuning kehijauan
· Daun Sujidigunakan mewarna makanan menjadi hijau.
· Daun tarum dapat menghasilkan warna biru
· Daun, kulit buah alpukat memberi warna hijau kecoklatan
· Kayu Angsanadigunakan memberi warna merah pada katun, wol, kulit samak, bambu dan kayu lain.
· Kayu mahoni memberi warna coklat
· Kayu Nangka memberi warna kuning pada katun dan sutra.
· Kulit akar dan daun Jati digunakan untuk mewarnai tikar menjadi coklat-kuning.
· Kulit buah kenari menghasilkan warna cokelat
· Kulit Buah Manggismemberi warna kain menjadi hitam-coklat, dan warna kuning pada kain.
· Kulit jengkol menghasilkan warna cokelat
· kulit kayu secang menghasilkan warna merah
· Menteng memberi warna pada katun, kain linen, dan kotak cerutu menjadi merah-kuning atau ungu.
· Mundu: memberi warna coklat pada kain dan tikar.
· Ranting pinus bisa didapatkan warna abu-abu
· Rimpang Kunyit memberi warna pada makanan, katun, dan kain sutra, tikar, dan bagian-bagian kulit menjadi coklat-kuning.
· Sedar merah memberi warna merah atau hitam pada tikar.
TUMBUH-TUMBUHAN PENGHASIL WARNA ALAM
NO | Nama Lokal Tanaman | Bagian yang digunakan | warna |
1 | Alpukat/avocado | Daun, kulit buah | Hijau kecoklatan |
2 | Andong | Daun | Hijau |
3 | Angsana | Kayu | Merah |
4 | Bawang merah/union | Kulit buah | Coklat |
5 | Belimbing sayur | Bunga | Merah |
6 | Bougenvile | Bunga | Merah muda |
7 | Bunga sepatu | Bunga | Ungu |
8 | Cabai merah | Buah | Merah |
9 | Combrang hias | Bunga | Hijau |
10 | Combrang sayur | Bunga | Merah muda |
11 | Gambir | Getah | coklat |
Daun | Merah | ||
12 | Harendong | Akar | Merah |
Buah | Hitam | ||
Daun | Lembayung | ||
13 | Indigo | Daun | Biru |
14 | Jalawe | Benih/biji | Hitam |
15 | Jambal | Kulit batang | Krem |
16 | Jambu biji | Daun | Hijau tua, hitam |
17 | Jambu mete | Buah | Hitam |
Daun | Kuning | ||
22 | Jati | Daun muda | Merah kecoklatan |
Daun tua | Kuning | ||
Kulit Akar | Cokelat | ||
23 | Jengkol | Kulit | Cokelat |
24 | Kakao | Buah | Cokelat |
25 | Katuk | Daun | Hijau |
26 | Kelapa | Daging Buah | Hijau |
27 | Kembang palu | Serbuk sari | Kuning /orange |
28 | Kembang sepatu | Bunga | Merah, Hitam |
29 | Kembang telang | Bunga | Hijau, Biru |
Daun | Ungu | ||
30 | Kenari | Kulit buah | cokelat |
31 | Kenikir sayur | Daun | Kuning tua |
32 | Kepel | Daun | Coklat |
33 | Ketepang kebo | Bunga, Daun | Hijau kekuningan |
34 | Kibedali | Bunga, daun | Merah muda, abu-abu, hijau |
35 | Kluwak | Daging Buah | hitam |
36 | Kunyit | Akar/ rimpang | Kuning |
37 | Kusumba | Bibit benih | Orange |
38 | Mahoni | Batang, daun | Coklat |
39 | Mangga | Kulit batang, daun | Hijau |
Daun | kuning | ||
40 | Manggis | Buah | Ungu |
41 | Mengkudu | Kulit akar | Merah |
42 | Nangka | Kayu | kuning |
Batang | Kuning | ||
43 | Pacar air | Bunga, daun | Kuning kehijauan |
44 | Pacarkuku/inai/henna | Daun | Orange |
45 | Pandan | Daun | hijau |
46 | Pinang | Buah | coklat-merah atau hitam |
47 | Potromenggala | Bunga, daun | Hijau |
48 | Pulutan | Daun | Abu-abu |
49 | Puring | Daun | Ungu |
50 | Putri malu | Bunga, daun | Kuning kehijauan |
51 | Rambutan | Buah | kuning |
52 | Randu | Daun | Abu-abu |
53 | Rosella | Kulit Bunga | Merah |
54 | Sacang | Batang | Merah |
55 | Safflower | Bunga | merah-kuning |
56 | Sapu angin | Bunga | Merah muda/ ungu |
57 | Sari kuning | Bunga | kuning |
58 | Senggani | Buah, daun | Ungu |
59 | Srigading | Bunga | kuning keemasan |
60 | Suji | Daun | hijau |
61 | Tarum | Daun | biru |
62 | Tegeran | Batang | kuning |
63 | Teh-teh an merah | Daun | Ungu |
64 | Telang | Bunga | Biru keunguan |
65 | Tembelekan | Bunga | kuning |
66 | Tingi | Kulit batang | coklat |
67 | Tom, nila | Daun | biru |
68 | Trengguli | Buah | Krem |
69 | Ubi ungu untuk warna | Buah | ungu |
70 | Ulin/bulian | Kayu | Krem |
daun | abu-abu |
Pewarnaan alami membuat warna pada kain menjadi tahan lama dan menjadikan kain lebih mahal. Pewarna alami dapat diperoleh dari tumbuhan yang berasal dari akar, batang, biji, daun, buah, kulit dan bunganya.
Berikut 15 pewarna alami yang sering dipakai pada kain:
1. Tarum (Indigofera Tinctoria)
Tarum atau tom merupakan tanaman khas dari Indonesia bagian barat. Warna alami yang dihasilkan oleh tarum adalah warna biru, warna tersebut diperoleh dari rendaman daun tarum dalam jumlah yang banyak selama semalam. Air rendamannya kemudian direbus dan dikeringkan setelah itu barulah pewarna alami ini dapat digunakan sebagai pewarna kain. Tanaman ini dibudidayakan dengan cara stek, Bila setek telah mencapai 14-18 hari akan tumbuh tunas, dan pada usia empat bulan mulai dapat dipetik daunnya dan dapat langsung dijual kepada pengolah tarum untuk dibuat zat pewarna.
2. Pinang (Areca Cathecu)
2. Pinang (Areca Cathecu)
Pinang adalah tanaman yang banyak tersebar di berbagai daerah Indonesia. Warna alami yang dihasilkan oleh pinang adalah warna merah, warna tersebut diperoleh dari tumbukkan halus biji buah pinang tua. Tanaman ini dibudidayakan dengan cara ditanam, penanamannya membutuhkan waktu yang lama, karena tumbuhan ini seperti pohon kelapa, maka dari itu tanaman ini baru dapat dimanfaatkan apabila tanaman ini sudah cukup besar.
3. Safflower (Crocus Sativus)
3. Safflower (Crocus Sativus)
The safflower atau saron atau bunga kuma-kuma merupakan tanaman yang berasal dari Asia Barat Daya. Warna alami yang dihasilkan dari bunga kuma-kuma yaitu kuning keemasan, yang dapat dijadikan sebagai pewarna alami pada kain.
4. Kunyit (Curcuma domestica)
4. Kunyit (Curcuma domestica)
Kunyit adalah tanaman asli dari daerah Asia Tenggara. Warna alami yang dihasilkan dari umbi atau rimpang yaitu kuning hingga jingga yang dapat dijadikan sebagai pewarna alami pada kain. Kunyit diparut hingga halus kemudian parutan kunyit direbus dan didiamkan hingga tidak panas. Tanaman ini dapat dibudidayakan dengan cara di stek rimpangnya dengan syarat bibit rimpang harus cukup tua.
5. Suji (Dracaena angustifolia)
5. Suji (Dracaena angustifolia)
Tumbuhan yang termasuk dalam tumbuhan perdu ini banyak dimanfaatkan orang sebagai pewarna alami baik untuk makanan maupun textile. Warna alami yang dihasilkan dari tumbuhan ini yaitu warna hijau. Warna tersebut diperoleh dengan cara menumbuk halus daun suji kemudian diberi air dan didiamkan selama semalam. Tanaman ini dapat dibudidayakan dengan cara okulasi, selain akan menghasilkan bibit yang baik juga mudah cara pembibitannya.
6. Kulit manggis (Garcinia mangostana)
6. Kulit manggis (Garcinia mangostana)
Merupakan tanaman asli dari Asia Tenggara, tepatnya semenanjung Malaya. Tetapi saat ini tanaman manggis banyak tumbuh di Negara-negara tropis. Kebanyakan orang mengenal manggis karena buahnya yang enak, tetapi tahukah kamu kalau kulit buah manggis dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami?ya, warna alami yang dihasilkan dari kulit manggis yaitu biru, ungu dan merah. Warna alami tersebut diperoleh dengan cara menumbuk halus kulit manggis kemudian bubuk kulit manggis direndam menggunakan etanol dan dikeringkan.
7. Angsana
7. Angsana
Tanaman yang memiliki nama lain sonokembang ini termasuk tanaman penghasil kayu berkualitas baik. Tanaman ini banyak tumbuh di daerah hutan hujan tropika, tetapi sekarang pertumbuhannya semakin menurun tajam. Warna alami yang dihasilkan oleh kayu angsana yaitu warna merah sedangkan daunnya berwarna coklat kekuningan. Warna dan motif serat kayunya yang indah kemerah-merahan, menjadikan kayu sonokembang sebagai kayu pilihan untuk pembuatan mebel, kabinet berkelas tinggi, alat-alat musik, lantai parket, panil kayu dekoratif, gagang peralatan, dan meja berharga mahal. Pembudidayaannya tidaklah rumit, Pohon ini mudah diperbanyak dengan biji maupun dengan stek cabang dan rantingnya. Diperbanyak melalui stek karena cepat tumbuhnya.
8. Kesumba (Bixa Orellana)
8. Kesumba (Bixa Orellana)
Tumbuhan ini termasuk tumbuhan perdu yang berasal dari Amerika tropis. Tahukah anda, kalau tanaman ini merupakan tanaman untuk pembuatan bahan dasar pewarna lipstick. Warna alami yang dihasilkan dari biji kesumba yaitu warna merah atau kuning.
9. Akar mengkudu (Morinda citrifolia)
9. Akar mengkudu (Morinda citrifolia)
Tanaman ini berasal dari Asia Tenggara. Kebanyakan orang memanfaatkan buah ini sebagai tanaman obat. Tetapi tanaman ini juga dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami. Warna yang dihasilkan dari akar mengkudu ini yaitu warna merah kecoklatan.
10. Secang (Caesalpinia sappan)
10. Secang (Caesalpinia sappan)
Tanaman perdu yang berasal dari Asia Tenggara banyak ditemukan di Indonesia. Hingga abad ke 17 kayunya menjadi perdagangan ekspor rempah-rempah ke berbagai dunia. Rebusan dari kayunya yang memberi warna merah gading banyak dimanfaatkan untuk pengecatan, bahan anyaman, pewarna makanan dan minuman serta tinta.
11. Getah gambir
11. Getah gambir
Gambir merupakan tanaman khas Indonesia. Gambir yaitu sejenis getah yang telah dikeringkan dari ekstrak remasan daun dan ranting tumbuhan. Warna merah tua hingga kecoklatan yang dihasilkan dari tumbuhan ini, menjadikan getah gambir sebagai pewarna alami yang dapat digunakan pada kain.
12. Kulit kayu tingi (Peltophorum pterocarpum)
12. Kulit kayu tingi (Peltophorum pterocarpum)
Tidak diketahui pasti darimana asal tanaman ini, tetapi tanaman ini biasa tumbuh di daerah tropis dan hutan hujan. Tanaman ini memang dikenal sebagai pewarna alami pada textile. Warna alami yang dihasilkan dari kulit kayu dan getahnya yaitu merah dan hitam. Selain sebagai pewarna, masyarakat juga memanfaatkan tanaman ini untuk mengawetkan jala, tikar dan layar perahu. Kayunya dimanfaatkan sebagai batu bara dan kayu bakar.
13. Ketapang (Terminalia catappa)
13. Ketapang (Terminalia catappa)
Tanaman ini merupakan tanaman asli Asia Tenggara dan penyebarannya hampir di seluruh Asia Tenggara. Tanaman ini memang sudah banyak dikenal orang sebagai pewarna alami. Warna hitam yang dihasilkan oleh daun dan kulit kayunya di manfaatkan masyarakat sebagai pewarna alami pada textile dan sebagai warna tinta. Kayunya menghasilkan warna kuning kecoklatan hingga warna zaitun dan dapat dimanfaatkan sebagai pembuatan perahu. Tanaman ini tumbuh subur di daerah pesisir dan dataran rendah.
14. Jati (Tectona grandis)
14. Jati (Tectona grandis)
Kayu jati dikenal sebagai kayu bermutu tinggi. Penyebaran tanaman ini di daerah India, hingga Asia Tenggara. Kayu jati mengandung semacam minyak dan endapan di dalam sel-sel kayunya, sehingga dapat awet digunakan di tempat terbuka meski tanpa divernis; apalagi bila dipakai di bawah naungan atap, maka dari itulah kayu jati dikenal sebagai pembuatan mebel dan kayunya dapat digunakan untuk pembuatan perahu. Daunnya yang muda dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami. Warna yang dihasilkan dari daun jati yaitu warna merah kecoklatan.
15. Menteng (Baccaurea racemosa)
15. Menteng (Baccaurea racemosa)
Tanaman yang mulai langka ini merupakan tanaman buah musiman yang berasal dari Asia Tenggara. Buahnya yang segar dan sedikit masam banyak disukai oleh masyarakat. Tapi tahukah anda, bahwa tanaman ini juga dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami. Kayu dan kulit buahnya menghasilkan warna hijau yang dapat digunakan sebagai pewarna alami pada textile. Kayunya pun memiliki kualitas yang cukup bagus sebagai mebel dan pembuatan perahu.
Sumber: http://ptp2007.wordpress.com/2007/09/19/pewarna-alami/, http://fhienhasidwi.wordpress.com/tugas-kuliah/mpit/pewarna-alami-dan-pewarna-sintetik/, http://irmachemistry.blogspot.com/2012/12/kimia-bahan-makanan.html, http://yulutrip.blogspot.com/2014/05/15-pewarna-alami-untuk-textile_21.html, http://budicakep.wordpress.com/zat-warna-alam/,
0 Response to "PEWARNA ALAMI TUMBUHAN"
Posting Komentar