Dalam jalinan cinta sebuah pernikahan dalam keluarga, kesetiaan adalah kunci kelanggengan, kesetiaan akan menjaga keutuhan, kesetiaan akan menghadirkan kebaikan. Dengan berkomitmen akan saling setia, kebersaman akan terus terjalin. Meski dalam proses perjalanannya kesetiaan akan di uji dengan baerbagai hal.
Menurut seorang pakar pendidikan Dr. Hasan Abduh, kesetiaan adalah ketulusan, tidak melanggar janji atau berkhianat, perjuangan dan anugerah, serta mempertahankan cinta dan menjaga janji bersama. Kesetiaan diantara suami istri harus meliputi kesetiaan pada hal-hal kecil yang ada pada kehidupan mereka. Agar keduanya dapat hidup dengan dipenuhi cinta, kasih sayang, penghormatan dan ketulusan dalam hati, tidak saling menyakiti satu sama lain.
Dr. Hasan Abduh menambahkan, kesetiaan pada pengertian yang lebih luas tidak akan terwujud kecuali bila hubungan yang mengikat keduanya berdiri di atas pondasi yang kuat, yang baik, kokoh dan ditopang prinsip-prinsip serta tujuan-tujuan yang jelas. Ada 3 unsur pokok dalam kesetiaan, yaitu cinta, humanis, dan iman. Cinta berfungsi sebagai penggerak, humanis berfungsi sebagai penjaga dan media untuk berkelanjutan, serta iman berfungsi sebagai penguat, penyempurna dan pengembang.
Dr. Hasan Abduh menambahkan, kesetiaan pada pengertian yang lebih luas tidak akan terwujud kecuali bila hubungan yang mengikat keduanya berdiri di atas pondasi yang kuat, yang baik, kokoh dan ditopang prinsip-prinsip serta tujuan-tujuan yang jelas. Ada 3 unsur pokok dalam kesetiaan, yaitu cinta, humanis, dan iman. Cinta berfungsi sebagai penggerak, humanis berfungsi sebagai penjaga dan media untuk berkelanjutan, serta iman berfungsi sebagai penguat, penyempurna dan pengembang.
Kesetiaanlah yang membuat permasalahan hidup seberat apapun menjadi ringan. Ujian yang datang menjadi hal yang bisa menguatkan dan meningkatkan rasa cinta kepada pasangan hidup kita. Segala problema yang dihadapi saat bersama, jika di sikapi dengan baik akan berbuah manis dengan limpahan pahala. Kesetiaanlah yang menjadikan suatu hubungan menjadi kokoh, kesetiaan pula rumah tangga yang telah terbangun akan utuh. Walaupun mungkin sebagai manusia, kita tidak akan mendapati semua hal dalam perjalanan hidup kita akan selalu berjalan baik. Hal yang masih manusiawi dan masih di anggap wajar, jika suatu saat kita mengeluh atau protes pada kondisi rumah tangga yang tak sesuai dengan apa yang ada di bayangkan sebelumnya. Tapi Ketahuilah apapun yang dijalani oleh kita selama ini, adalah yang terbaik. Kita juga harus menyadari bahwa orang yang ada di samping kita saat ini adalah pilihan terbaik dari sang pencipta. Takdir hidup yang Allah gariskan selalu menyediakan apa yang sebenarnya kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan.
Setia adalah perajut benang-benang perbedaan. Setia menuntut adanya pengorbanan harta, waktu dan rasa. Dalam bukunya yang berjudul Shaed Al- Khatir, syekh Ibnu Qoyyim Al-Jauzy ”Abu Ustman Al-Naisaburi pernah ditanya, ”Amal apakah yang pernah engkau lakukan dan paling engkau harapkan pahalanya? Beliau menjawab, ”Saat usiaku masih muda keluargaku selalu berusaha menikahkan aku dengan seorang gadis, tapi selalu aku tolak. Hingga suatu ketika, datanglah seorang wanita padaku dan berkata, “Wahai Abu Ustman sesungguhnya aku mencintaimu. Aku memohon atas nama Allah agar engkau mau menikahiku.. Lalu Akupun menemui orang tuanya yang ternyata miskin, Kemudian aku melamarnya. Betapa bahagianya ia ketika aku menikahi putrinya. Tapi ketika wanita itu datang menemuiku, setelah selesai akad barulah aku tahu dan melihat dengan jelas kalau ternyata wanita yang kunikahi matanya juling dan wajahnya sangat jelek. Tapi ketulusan cintanya kepadaku telah mencegahku keluar dari kamar. Akupun terus duduk dan menyambutnya tanpa sedikitpun mengekspresikan rasa benci dan marah. Semua kulakukan demi menjaga perasaannya. Walaupun aku merasa bagaikan berada di atas panggang api kemarahan dan kebencian. Begitulah kulalui 15 tahun dari hidupku bersamanya, hingga akhirnya ia wafat. Tiada amal yang paling kuharapkan di akhirat , selain dari masa-masa 15 tahun dari kesabaran dan kesetiaanku menjaga perasaannya dan ketulusan cintanya.
Kisah tersebut adalah wujud dari kesetiaan yang bisa memberi kita sebuah pelajaran berharga. Hanya orang yang setialah yang mampu mempertahankan keutuhan pernikahannya. Kesetiaan selalu menjanjikan pengharapan yang baik. Ketika kita setia, berarti kita menjaga anugrah yang telah diberikan Nya. setia juga mencerminkan rasa syukur atas segala takdir yang Allah tetapkan.
0 Response to "3 Unsur Pokok Dalam Kesetiaan"
Posting Komentar