Kisah Hidup Pria Hebat Ini Telah Menginspirasi Banyak Orang

dfafafda
Ketika berbicara tentang kesetiaan dan kesabaran menyikapi ujian pernikahan. Bapak inilah sosok suami teladan yang ada di zaman modern ini. Bagaimana tidak, ia rela menghabiskan waktu mengurus istri tercinta yang sedang sakit selama dua puluh lima tahun. Padahal jika para suami kebanyakan, mungkin banyak yang memilih meninggalkan atau menikah lagi dengan perempuan lain. Apalagi jika suami tersebut memiliki harta yang cukup, kalaupun ia tidak menikah lagi mungkin ia akan menyewakan seorang suster untuk mengurus dan menjaga istrinya. 
Saat membaca kisah ini, saya sebagai seorang istri dari seorang suami begitu terharu sampai tak terasa air mata terus mengalir membasahi. Sempat tak percaya, adakah suami seperti itu di zaman ini? Saya mencoba memahami hikmah di balik kisah ini, bahwasanya ia ada dan cerita hidupnya menjadi kisah yang dipublikasikan dan di ketahui khalayak semata hanya untuk menjadi pelajaran untuk setiap orang yang sedang merajut kesetiaan dalam pernikahan, ia hadir agar menjadi pelajaran untuk para suami yang ingin menjaga cinta sejati kepada istrinya. 
Menjalani sebuah ujian dalam pernikahan memang tak mudah, kisah ini bisa menjadi pelajaran berharga buat kita. Kisah ini juga bisa menguatkan, menginspirasi, membuka pemahaman kita tentang makna cinta yang sesungguhnya. Berikut kisahnya:
Eko Pratomo Suyatno, sebagian dari kita mungkin pernah mendengar kisah hidupnya. Satu tahun terakhir ini, Namanya sering muncul di koran, televisi, di buku-buku investasi dan keuangan. Pa Eko atau pa suyatno ini adalah salah seorang tokoh di balik kemajuan industri reksadana di Indonesia. Sekarang ini, ia juga seorang pemimpin dari sebuah perusahaan investasi besar di Indonesia. Ia tergolong seorang yang memiliki harta berlimpah.
Dalam posisinya seperti sekarang ini, pria ini pasti super sibuk dengan segudang jadwal padat. Tulisan ini, bukan hendak menyoroti kesuksesan beliau sebagai eksekutif. Tetapi, kesehariannya yang luar biasa. Kini Usianya sudah 60 tahun, ukuran usia yang tidak terbilang muda lagi. Di usia yang sudah senja ini, Pak Suyatno masih bersemangat merawat istrinya yang sedang sakit. Usia pernikahan mereka sudah lebih 32 tahun. Mereka Dikaruniai 4 orang anak. Namun kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama, ujian besar hadir, tatkala istrinya melahirkan anak yang ke empat. Tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Hal itu terjadi selama 2 tahun. Menginjak tahun ke tiga, seluruh tubuhnya menjadi lemah, dan lambat laun sang istri kehilangan kemampuan untuk berbicara.
kisah hidup pria hebat ini telah menginspirasi banyak orang

Setiap hari sebelum berangkat kerja Pak Suyatno sendirian memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi dan mengangkat istrinya ke tempat tidur. Sesekali pa Suyatno menggendong istrinya ke depan TV, agar istrinya merasa terhibur dan tidak merasa kesepian. Istrinya terlihat hanya terlihat tersenyum membalas perhatian pak suyatno. Untunglah kantor Pak Suyatno tidak terlalu jauh dari kediamannya, sehingga siang hari dapat pulang untuk menyuapi istrinya untuk makan siang. Sedangkan saat sore hari pa suyatno sendiri yang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa saja yang dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa menanggapi lewat tatapan mata, namun bagi Pak Suyatno sudah cukup menyenangkan. Ada bisa membayangkan betapa sabarnya pa Suyatno.. Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun.
Dengan penuh kesabaran dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka. Sekarang anak- anak mereka sudah dewasa, tinggal si bungsu yang masih kuliah. Pada suatu hari…saat seluruh anaknya berkumpul di rumah menjenguk ibunya – karena setelah anak-anak mereka menikah dan tinggal bersama keluarga masing-masing – Pak Suyatno memutuskan dirinyalah yang merawat ibu mereka karena yang dia inginkan hanya satu: semua anaknya dapat berhasil.
Dengan kalimat yang cukup hati-hati, si anak sulung berkata: “Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak. Bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu,” kata si sulung dengan air mata berlinang. “Sudah ke empat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibu pun akan mengijinkannya. Kapan bapak menikmati masa tua bapak? Dengan berkorban seperti ini, kami tidak tega melihat bapak, kami berjanji akan merawat ibu sebaik-baiknya secara bergantian,” tambah si sulung melanjutkan permohonannya.
”Anak-anakku… Jika perkawinan dan hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah lagi. Tetapi ketahuilah, dengan adanya ibu kalian di sampingku, itu sudah lebih dari cukup. Dia telah melahirkan kalian." Sejenak kerongkongannya tersekat.
"Kalian yang selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta, tidak satu pun dapat dihargai dengan apa pun. Coba kalian tanya ibumu, apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini? Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya seperti sekarang? Kalian menginginkan bapak yang masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yang masih sakit?” Pak Suyatno menjawab hal yang sama sekali tidak diduga anak-anaknya.
Meledaklah tangis anak-anak Pak Suyatno. Mereka juga menyaksikan butiran-butiran kecil jatuh di pelupuk mata Ibu Suyatno, yang dengan pilu menatap mata suami yang sangat dicintainya. Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta di Jakarta untuk menjadi narasumber. Host mengajukan pertanyaan kepada Pak Suyatno, kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat istrinya yang sudah tidak bisa apa-apa? Di saat itulah meledak tangis Pak Suyatno, bersama tamu yang hadir di studio yang kebanyakan kaum perempuan pun tidak sanggup menahan haru.
Pak Suyatno bercerita: “Jika manusia di dunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinan tetapi tidak mau memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian, semua itu adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, yang sewaktu sehat dia dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya, bukan dengan mata. Dia memberi saya empat anak yang lucu-lucu. Sekarang saat dia sakit karena berkorban untuk cinta kami bersama, itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintai dia apa adanya. Jika dia sehat pun, saya belum tentu mau mencari penggantinya, apalagi dia sakit,” katanya sembari berurai air mata.
Setiap malam saya bersujud dan menangis. Saya hanya dapat bercerita kepada Allah saja. Saya yakin hanya kepada Allah saya percaya untuk menyimpan dan mendengar rahasia saya. Cinta saya kepada istri saya, sepenuhnya saya serahkan kepada Allah. ***
Sahabat.. banyak yang bisa kita pelajari dari peristiwa keseharian kita. Termasuk kisah ini.. Apapun yang kita dengar, kita lihat dan kita rasakan, hendaknya menjadi pelajaran yang bisa menjadikan kita lebih bijak menyikapi hidup.  

0 Response to "Kisah Hidup Pria Hebat Ini Telah Menginspirasi Banyak Orang"

Posting Komentar